Ewako Le Coq-Orient

Tuesday, October 05, 2010

Bira Beach: Looks Like in Paradise


What are u missing? Paradise………..-Justin Bieber-
Story by. Ahmad Yani Hasti*

Mengapa ada yang bilang perjalanan ke Bira seperti surga? Saya mencoba menemukan jawabannya dengan perjalanan dua hari bersama kawan-kawan dari Makassar, Jumat-Sabtu (6-7 Agustus 2010). Mungkin karena kawasan yang terletak di Kabupaten Bulukumba itu memikat pengunjung dengan sensasi keindahan yang menurut saya sangat menakjubkan. Pantai Bira atau juga yang akrab disebut Tanjung Bira memiliki pasir yang menghampar ke bibir lautan bak tepung terigu. Pasir putihnya halus dan lebih halus dari pasir putih pantai-pantai yang berada di Bali seperti Kuta, Legian dan Nusa Dua. Tidak kalah deh! Tak heran salah satu turis asing yang saya temui pada kunjungan tahun lalu di Bira mengatakan, Bira itu Bali ke dua.

Namun sungguh miris, kunjungan pertama saya di Bira dikecewakan dengan banyaknya sampah di sekitar bukaan pantai. Sambutan buruk itu berupa plastik-plastik minuman dan makanan. Tidak seperti pemandangan yang saya temui di Bali. Hijaunya kawasan pertanian dan kebersihan di Bali memanjakan mata dan perasaan kita. Adapun sajen yang berbanjar pada jalan-jalan yang ada di Bali, itu berbeda dengan sampah yang ditemui di Bira, sajen ini justru melengkapi khazanah wisata budaya di Bali. Dan masih banyak alasan mengapa Bali menjadi destinasi wisata mancanegara.

Pemasukan oleh pendatang, membuat Pemerintah Denpasar sadar betul pentingnya mengeluarkan uang ratusan juta untuk kebersihan kawasannya. Alasan serupa yang mendorong masyarakatnya yang begitu telaten menjaga kebersihan lingkungannya. Selain itu, keramahan selalu dihadirkan kepada wisatawan di Bali. Poin-poin ini seharusnya mutlak diperhatikan untuk mengangkat potensi wisata di Bira. Sayang perhatian itu belum benar-benar diwujudkan untuk meningkatkan potensi wisata di Bira.

Tapi sudah ada sedikit penataan yang dilakukan di kawasan sejauh 40 km dari sentrum Kabupaten Bulukumba, tersebut. Sarana seperti penginapan atau perhotelan, restoran serta sarana telekomunikasi juga transportasi laut sudah tersedia. Dari Makassar, jarak tempuh Tanjung Bira sekira 200 km dan ditempuh selama 3-3,5 jam bila jalanannya dalam kondisi baik.

Bira merupakan tempat yang sangat pas untuk menikmati matahari terbit ataupun tenggelam. Anda bisa berjemur dan dimanjakan berbagai aktivitas seperti berenang, diving, dan snorkeling. Biaya tiket masuknya hanya lima ribu rupiah per orang. Fasilitas tempat menginap beragam dari seratus ribu hingga satu juta rupiah per harinya, tergantung kualitas sarana dan bagaimana Anda bernegosiasi. Tapi akan lebih murah kalau Anda datang ramai-ramai karena ongkos nginapnya bisa patungan!

Lagi saat berbicara keindahan Bira rasanya tak cukup hanya dengan beberapa untaian kalimat ini. Di hari terakhir perjalananku, saya berjalan agak jauh ke sisi Bira yang belum terjamah banyak wisatawan lokal. Dimana sebagian besar bule-bule berkumpul. Masih sepi sekali. Mungkin itu sebabnya area itu sangat bersih (ya, untuk saat itu). Dan kejernihan airnya memancarkan temara biru lautan. Benar-benar bersih dan indah memang. Lalu kubilang pada teman-teman perjalananku, inilah surga alam!

Terakhir, wejangan buat teman semua. Ketika berjalan ke sana, harap jangan dikotori dengan sampah-sampah jenis apapun. Sebab kita tentu ingin menyisakan tempat indah buat anak cucu kita nantinya.


*dengan beberapa tambahan referensi

Ewako Visitors

Free counters!

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys